Tentang EDIUS

FAKTA:

BENAR! Bahwa kenyataannya EDIUS adalah software editing professional yang sangat ringan. Mengapa?

1. Di tahun 2005, menggunakan AMD Athlon 1,3GHz dan RAM 256 MB EDIUS mampu mengedit 30 menit durasi video berformat Microsoft DV AVI secara realtime tanpa masalah sedikitpun (EDIUS 3). 
2. Tahun 2006, pertama kalinya saya merekomendasikan salah satu editor dalam tim kami untuk mencoba EDIUS (kelinci percobaan) di komputer Pentium 4 2,4GHz dengan RAM 512. Dengan bermodal Microsoft DV, editor kami mampu mengedit video berdurasi 52 menit tanpa masalah sedikitpun (EDIUS 3).

Belajar dari pengalaman sang editor, saya yang tadinya cinta di Adobe Premiere 6.5 dengan bantuan Pinnacle DV500 dan bekerja di komputer yang spesifikasinya sama (Pentium 4 2,4 Ghz 512 RAM) di akhir tahun 2006 beralih ke EDIUS.

PENGALAMAN:

Saya sendiri tidak complain mengenai kemampuan edius. Walaupun kami tahu keterbatasan komputer kami membuat playback video yang menggunakan color grading lebih dari 3 tumpuk ngadat-ngadat. Jalan, walaupun capek ngeliatnya. Alhasil perlu render.

Tapi disisi lain dari segi realtimenya? Masukin video apapun: MPEG, AVI, MP4, 16:9, 4:3, 25fps, 30fps cemplungin jadi satu, masuk dan realtime!

PERKEMBANGAN:

Kebutuhan kerjaan yang semakin meningkat dan keterbatasan penggunaan efek di komputer P4 2,4Ghz membuat semakin menyiksa. Apalagi di pertengahan Juni 2007, Canopus mengeluarkan EDIUS 4 yang relativelly lebih berat, tapi masih bisa untuk mengedit secara baik (kecuali sudah masuk efek).

2008, Akhirnya masuklah teknologi Core2Duo di studio kami. Bersamaan dengan itu, Canopus EDIUS Pro 5 masuk pula dalam software kami. Sangat membantu.

HD Technology:

Teknologi HD dalam studio kami baru secara nyata (bukan eksperimen) terealisasi di pertengahan tahun 2009. Core2Duo 2,53GHz dan RAM 2 GB? Mungkinkah dengan EDIUS 5, tanpa accelerator dapat diedit secara lancar?

Jawabannya: LANCAR SEKALI SAUDARA-SAUDARA!

Codec yang digunakan saat itu adalah Canopus HQ untuk HDV dan DVCPRO HD 1080p MXF untuk P2. Sejak itu teknologi HD merasuk dalam jiwa kami.

AVCHD Codec:

Awal 2010. Codec (yg pada saat itu) baru, keluaran Panasonic menjadikan kami, para EDIUS user khawatir, karena EDIUS belum bisa mengedit AVCHD. Padahal kami baru saja membeli Camcorder Panasonic AVCHD. Itu menjadi masalah.

Pemecahannya adalah Canopus merilis secara gratis: AVCHD to Canopus HQ* Converter. Ini adalah solusi yang luar biasa dimana kita bisa mengonvert video bercodec AVCHD ke dalam codec Canopus HQ secara realtime.

*Canopus HQ adalah codec 'senjata pamungkas' milik Canopus yang terkenal maut dan mengclaim 'lossless', dimana proses render ke 2, 3, hingga 25 kali tidak akan menurunkan kualitas secara kasat mata. Codec Canopus HQ lebih sering digunakan untuk mengedit format HD. Dia berjalan antara 75 - 125mbps secara Variable Bit Rate.

Tak lama setelah itu, EDIUS segera merilis upgradenya, EDIUS 5.5. Dia dapat dengan lancar jaya mengedit AVCHD tanpa harus mengonvertnya terlebih dahulu. Sekedar catatan rilis di website resminya, bahwa walaupun bermain di Edius 5.5, AVCHD dapat dengan lancar jaya digunakan pada:

a. AVCHD 720p Core2Quad (recomended)

b. AVCHD 1080p Core i5 (recomended)

c. AVCHD 1080p multilayer Core i7 (Recomended)

CANON EOS H.264 Codec:

Ini adalah tantangan terbaru dari Canopus EDIUS. Codec ini muncul hampir bersamaan dengan keluarnya AVCHD. Bahwa semuanya sudah diselesaikan pada saat EDIUS 5.5 di rilis.

Mengikuti perkembangan, pertengahan tahun 2010 saya mengganti processor komputer saya menjadi Intel Core2Quad 2,5Ghz dan RAM 2GB | kemudian Desember 2010 menjadi 4 GB.

THOMPSON TECHNICOLOR GRASS VALLEY EDIUS 6

Ini adalah varian terbaru dari EDIUS. Sebuah perkembangan yang luar biasa dimana EDIUS menjadi software yang customize. Bisa diatur seenaknya, walau penggunaannya menjadi tidak sederhana. Dapat mengedit hingga resolusi 4K. Canon EOS H.264, AVCHD menjadi 'geli-geli' saat diedit disini.

EDIUS masih tetap software ringan. Software editing yang besarnya hanya 380mb. Tapi dengan penggunaan yang powerfull.